Jurnalmasyarakat.com, Buton- Pasar Sore Ompu yang belum dimanfaatkan sejak dibangun tahun 2020 lalu menarik perhatian Ketua DPRD Buton, Mararusli Sihaji.
Mararusli Sihaji mengatakan akan mengambil langkah strategis, berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memperbaiki dan membenahi fasilitas pasar agar dapat berfungsi sesuai dengan tujuan awal.
“Kami akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan pasar ini dapat dimanfaatkan kembali dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat sekitar,” kata Ketua DPRD saat meninjau Pasar Rakyat Modern Sore Ompu bersama jajaran eksekutif, Rabu (15/1/2025).
Dalam kesempatan itu, Politisi Golkar ini menyadari Pasar Sore Ompu perlu dibenahi. Diantaranya merenovasi fasilitas, peningkatan aksesibilitas, serta penataan ulang area pasar.
“Kami akan memperbaiki penerangan jalan, menambah jumlah kios, serta memperbaiki jalan dan ruangannya agar lebih nyaman bagi pedagang dan pengunjung,” pungkasnya.
Namun kata dia, yang menjadi perhatian adalah ukuran kios yang belum memadai. Hal ini menjadi penyebab banyak pedagang enggan pindah karena ukuran kios yang sempit, termasuk fasilitas toilet.
“Banyak pedagang yang enggan pindah ke pasar ini karena ruang kios yang sempit dan fasilitas yang belum memadai, salah satunya adalah fasilitas toilet. Ke depan, kami akan memperluas ruang kios dan melakukan penataan ulang agar lebih sesuai dengan kebutuhan pedagang,” ungkapnya.
Menurut rencana, ukuran kios yang saat ini 2 x 2,5 meter akan digabungkan sehingga menjadi 3 x 4 meter. Selain itu, jumlah kios akan disesuaikan dengan jumlah pedagang yang terdata, jika yang terdata sekitar 500 pedagang, maka kios juga 500.
“Kami targetkan pada tahun 2025, setelah fasilitas selesai dibenahi, tahun 2026 seluruh pedagang dapat pindah dan memanfaatkan pasar ini secara optimal,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Buton, Asrudin, S.Sos., M.Si., mengapresiasi perhatian serius dari DPRD dan Pemda terhadap pengembangan Pasar Sore Ompu.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Ketua DPRD dan jajarannya yang begitu konsen terhadap perbaikan pasar ini. Kami berharap anggaran fisik untuk perbaikan fasilitas dapat segera dialokasikan pada 2025,” ujarnya.
Asrudin berharap, dengan adanya kolaborasi antara DPRD dan eksekutif, pembangunan pasar dapat selesai tepat waktu dan memberikan kenyamanan bagi para pedagang. “Kami berharap pada akhir 2025, pasar ini sudah dapat dimanfaatkan secara optimal,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang pasar Kaloko, Sumarni (45), menyatakan kesediaannya untuk pindah ke Pasar Sore Ompu, asalkan sarana dan prasarana yang ada telah diperbaiki.
“Kami tidak keberatan pindah, asalkan fasilitasnya sudah memadai. Sebelumnya kami sempat pindah ke sana, namun karena kurangnya keamanan dan fasilitas, beberapa pedagang mengalami kecurian. Akhirnya, kami kembali lagi ke pasar yang lama,” ujar Sumarni.
Sumarni berharap perbaikan fasilitas seperti penambahan ruang kios, penerangan, dan penguatan sistem keamanan dapat segera dilakukan.
“Jika fasilitas sudah memadai, kami yakin seluruh pedagang dan masyarakat akan dengan senang hati berjualan di Pasar Sore Ompu,” tutupnya.
Untuk diketahui, pasar Sore Ompu dibangun dengan anggaran tak sedikit. Sumbernya dari dana pinjaman sebesar Rp 3,2 miliar. Kemudian ditambah lagi dengan suntikan APBN senilai Rp 5 miliar. Dibangun 2020 dan tuntas 2021 dengan jumlah 83 kios yang tersedia. (Red)