BUTON, JM- Aspal Buton atau Asbuton, sala satu kekayaan alam Indonesia hanya ada di Pulau Buton, tepatnya di Kabupaten Buton. Aspal buton memiliki sejarah yang panjang dan berliku dari era perjuangan hingga era millenial saat ini.
Berangkat dari sejarah tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buton menggagas Wisata Edukasi Aspal Park guna mengenang kembali perjalanan sejarah Aspal Buton sejak era Belanda menjajah nusantara hingga sampai saat ini.
Kepala Dinas Pariwisata, Rusdi Nudi mengatakan pihaknya mengangkat potensi wisata aspal berbasis edukasi tersebut karena sampai saat ini masih ada ditemukan sisa-sisa peninggalan sejarah aspal Buton sejak Belanda melakukan penambangan aspal Buton.
Diantaranya yaitu bangunan rumah Belanda yang sudah tidak berfungsi di desa Winning. Kemudian, sisa peninggalan sejarah lainnya seperti mobil, alat peledakan untuk menambang aspal Buton saat ini berada di salah satu kolong rumah warga di Winning.
Nantinya menurut Rusdi Nudi, tipe rumah Belanda yang tidak berfungsi tersebut bakal direhab untuk dijadikan museum. Didalamnya diisi berbagai miniatur mobil, kabel ban yang dulu digunakan untuk mengangkut aspal, dan miniatur pola peledakan yang digunakan untuk menambang aspal.
“Jadi disitu ada sejarah awalnya pengolahan aspal, mulai dari pertama datangnya Geologis Belanda sampai kemudian disaat sekarang ini. Lalu jenis-jenis mobil, jenis alat peledakan, terus kabel ban, itu mau dibuatkan miniatur. Sehingga ketika orang hadir dia bercerita bahwa beginilah prosesnya dulu aspal Buton. Kalau mau melihat bagaimana model aspalnya ada di belakang yang sudah tidak digunakan,” pungkasnya.
Selain sejarahnya, ada salah satu potensi wisata yang tak kalah menarik guna mendukung pengembangan wisata edukasi aspal Park tersebut yakni ada namanya mata air Bandung dan gunung Bandung.
Lebih lanjut, Rusdi Nudi mengungkapkan, wisata edukasi aspal park digagas bersamaan datangnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno di Wakatobi bulan Juni lalu.
“Aspal park itu digagas saat hadirnya Menteri Sandiaga di Wakatobi. Pada waktu itu Sandiaga Uno singgah di Buton, lalu ada komunikasi sedikit bahwa perlu diangkat tentang aspal Buton itu menjadi wisata edukasi. Dan menyebutnya menjadi wisata edukasi aspal park,” ujarnya.
Selain Menparekraf, konsep wisata ini juga mendapat dukungan dari Anggota DPR RI, Hugua dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebab, mereka juga cukup prihatin melihat lokasi tambang yang begitu terkenal dan mendunia, namun keadaan masyarakat sekitarnya masih memprihatinkan.
“Jadi dalam diskusi Pak Hugua dan Kadis Pariwisata Provinsi dengan kami sudah berjalan. Hari ini masih dalam tahap didiskusikan, akhir tahun ini kita mematangkan konsepnya dan targetnya tahun depan bisa direalisasikan,” ujarnya.
Rencananya, pengelolaan wisata edukasi aspal park itu akan dikelola oleh Pemerintah Desa setempat, namun tetap difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan karena akan ada fasilitas penunjang yang dibangun nantinya guna kenyamanan wisatawan seperti pusat kerajinan khas daerah maupun makanan khas lokal.
“Untuk pola pengembangan dan bagaimana itu dibangun itu sekarang ini masih dalam tahap didiskusikan dan dimatangkan. Untuk lokasinya di Desa Winning dan Kabungka,” tandasnya. (adm)