BUTON, JM- Bupati Buton, Drs. la Bakry, M.Si. mengikuti Apel Siaga Nasional Tim Pendamping Keluarga Bergerak secara virtual. Kegiatan via Zoom meeting tersebut diikuti Bupati Buton Bersama jajaran di di Aula Kantor Bupati Buton, Gedung A lantai II, Kompleks Pusat Perkantoran Pemkab Buton, Takawa, Pasarwajo, Kamis, 12 Mei 2022.
Turut hadir, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah, Ir. Laode Zilfar Djafar, M.Si, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Buton, Alimani, S.Sos, M.Si. Kepala OPD Lingkup Pemkab Buton serta para Pendamping Keluarga.
Dalam Apel siaga ini sekaligus dirangkaikan dengan pembacaan ikrar pendamping keluarga yang dipimpin oleh perwakilan pendamping keluarga terdiri dari 3 unsur meliputi Bidan, PKK dan Penyuluh KB yang diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Subang
Kegiatan tersebut di ikuti 514 perwakilan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia baik via zoom maupun melalui kanal Youtube.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan Indonesia saat ini termasuk kelompok yang melakukan penataan kelahiran anak dengan sangat baik. Hal ini diharapkan agar Indonesia mampu menjadi pemimpin negara maju di tahun 2045.
“Kita harus mempercepat pencegahan stunting. Jangan sampai di tahun 2045, 100 Tahun Indonesia Merdeka kita tidak bisa mempimpin negara maju,” ungkapnya.
Sekarang Indonesia berada di rangking 16 ekonomi terbaik di dunia, lanjut Ridwan Kamil. Insyaallah 10 tahun lagi rangking 10 dan 2045 kita bisa berada di rangking 4 dengan syarat demografi tidak boleh ada yang stunting.
“Penduduk banyak akan jadi kekuatan kalau penduduknya berkualitas. Sebaliknya Penduduk banyak akan menjadi bencana kalau penduduknya tidak berkualitas. Definisi tidak berkualitas adalah stunting. Itulah pentingnya program percepatan pencegahan stunting karena mencegah stunting itu sangat penting,” pungkas Gubernur Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, mengatakan saat ini telah dibentuk 2000 tim pendamping keluarga sebagai bentuk ikhtiar untuk percepatan pencegahan stunting di Indonesia
“Saat ini telah dibentuk 2000 tim pendamping keluarga atau 600 ribu personil dengan komposisi Bidan, Tim Penggerak PKK dan para penyuluh KB,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kepala BKKBN RI mengatakan untuk mencegah kelahiran stunting dilakukan secara masif edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan dan juga menfasilitasi program-program Bansos untuk masyarakat Indonesia.
“Saya sangat mendukung adanya program dan kegiatan percepatan penurunan angka stunting khususnya melibatkan tim pendamping keluarga dalam menyiapkan generasi terbaik indonesia menuju 2045, 100 Tahun Indonesia Merdeka,” tutupnya. (adv)