BUTON, JM- Penjabat (Pj) Bupati Buton, Basiran melakukan pemantauan harga bahan pokok di pasar di wilayah ibukota Kabupaten Buton, Kamis (1/9/2022) siang.
Setidaknya, ada dua pasar yang dikunjungi Pj Bupati yakni Pasar Kaloko di Kelurahan Takimpo yang dikelolah pemerintah daerah dan Pasar Sabho di Kelurahan Wakoko yang dikelola pihak swasta.
Pj Bupati didampingi Kapolres Buton AKBP Rudy Silaen, Kejari Buton, Ledrik V.M Takaedengan, perwakilan TNI, Kepala BPS Buton, Zablin dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Pemkab Buton.
Pj Bupati bersama Forkopimda turun ke pasar tersebut untuk mengecek kondisi riil harga sembako mulai dari gula, beras, minyak goreng, terigu, bawang, cabai hingga telur.
Dalam kunjungan tersebut, satu demi satu lapak pedagang disambangi Pj Bupati untuk berdialog dengan pedagang. Bupati juga menyempatkan diri untuk berbelanja jualan pedagang setempat.
Basiran mengatakan pengecekan harga bahan pokok di Pasar Kaloko dan Sabho ini guna menindaklanjuti hasil rapat bersama Forkopimda terkait dengan pengendalian inflasi.
“Setelah kami rapat dan ada data-data yang kami rapatkan tadi, tentu kami tidak hanya bicara ditempat rapat, kami langsung melakukan pengecekan sasaran di dua pasar yakni Kaloko dan Sabho,” katanya.
Ia menyampaikan ada beberapa harga komoditas yang menjadi perhatian pemerintah sesuai hasil rapat bersama dengan Mendagri seperti bawang, cabai dan telur.
Dari hasil pemantauan di dua pasar tersebut lanjut dia, harga komoditas seperti bawang mulai normal, meski sebelumnya mengalami kenaikan cukup signifikan dari Rp 60 ribu, saat ini turun menjadi Rp 44 ribu perkilo.
“Untuk harga cabe masih tidak ada kenaikan masih biasa-biasa saja. Minyak curah termasuk minyak kemasan mengalami penurunan. Yang agak naik juga adalah terigu,” tuturnya.
“Terigu ini nanti saya sampaikan kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan untuk koordinasi dengan Bulog karena ada kenaikan. Tadi saya tanya kemasan yang tadinya 12 ribu menjadi 13 ribu,” sambungnya.
Kemudian, yang mengalami kenaikan harga juga adalah komoditas telur dari Rp 40 ribu saat ini mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 60 ribu.
Basiran menerangkan untuk menjaga stabilitas harga dan mengantisipasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan bahan makanan ini, Pemda membentuk tim namanya gugus tugas pengendalian inflasi.
“Jadi kami pantau tiap hari dari Polres, kejaksaan dan tim. Semua komponen stakeholder ikut bersama menjaga stabilitas harga sehingga rakyat tidak kesulitan dalam mendapatkan bahan makanan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Kepala BPS Buton Zablin menjelaskan bahwa kenaikan harga telur karena pengaruh pasokan yang kurang akibat kebutuhan yang tinggi pada saat penyaluran bantuan sekitar dua bulan lalu.
“Jadi agak naik harganya. Tapi biasanya akan turun lagi. Normalnya sekitar 30 ribuan perkilo, tapi sekarang ini sedang naik mungkin pengaruh stok. Tapi harapannya kedepannya akan lebih landai lagi turunannya,” singkatnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Buton, La Lodi membeberkan bahwa kebutuhan bahan pokok seperti beras, gula dan minyak selama tiga bulan kedepan dipastikan aman.
“Untuk beras stok kita di dolog itu 600 ton siap dan saya jamin untuk kabupaten Buton tidak akan kelaparan. Minyak kita di dolog itu masih ada sekitar 2 ribu liter. Gula masih ada 40 ton lagi,” sebutnya.
“Penyebab terigu belum masuk karena komoditas terigu di pabriknya di Dolog itu merek tersendiri, tidak sama yang dengan yang beradar sekarang ini. Telur juga kenapa naik karena baru pengedropan bantuan dua bulan ini. Sehingga harga melonjak naik,” ujarnya.
Kendati begitu, La Lodi memastikan harga komoditas terigu dan telur itu akan kembali normal. Sedangkan tomat dan cabai dipastikan masih stabil hingga Desember mendatang lantaran dalam waktu dekat ini akan ada panen sekitar 2 ribu pohon dari petani di wilayahnya. (adm)