BUTON.JM- Perpustakaan Daerah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya menuju transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dalam rangka mendukung program Perpustakaan Nasional tersebut, Perpustakaan Daerah Buton melibatkan semua pihak untuk mendorong agar perpustakaan tidak hanya dijadikan sebatas tempat pajangan buku, melainkan sebagai sarana pembuka cakrawala pemikiran dan menjadi tempat yang menyenangkan.
Seperti halnya yang dilakukan pada Sabtu (25/6/2022), perpustakaan daerah bersama Gerilya Cerdas Buton melaksanakan kegiatan kemah literasi dalam rangka literasi dan pembentukan karakter bangsa.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Buton, Ramli Adia bersama Kepala Bidang Perpustakaan Daerah, Jusmin beserta staf, bertempat di Halaman Taman Perpustakaan Daerah Kabupaten Buton.
Pada kesempatan ini, Ramli Adia merasa bangga dengan adanya kegiatan kemah literasi. Menurutnya, ini merupakan amanah dari undang-undang bahwa perpustakaan itu sebagai wahana penyelenggaraan kegiatan perpustakaan berbasis transformasi inklusi sosial.
“Kegiatan ini (kemah literasi) adalah bagian dari kegiatan itu (kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial). Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus berkesinambungan,” ujarnya.
Mantan Kabag Umum Setda Buton ini berharap dengan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini selain menjadi wadah dalam menumbuhkan minat baca juga memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Masyarakat terus meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga berimplikasi kepada kesejahteraan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Daerah, Jusmin, SIP mengatakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan program Perpustakaan Nasional. Harapannya, perpustakaan bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat dan menjadi pusat untuk berkegiatan. Punya banyak program dan kegiatan yang bisa memberikan wawasan, pengetahuan, dan pembekalan keterampilan.
“Jadi sasaran dari program ini bukan hanya untuk anak sekolah. Tapi masyarakat umum seperti pemuda, perempuan, dan juga pelaku usaha UMKM, termasuk penyandang disabilitas sebagai upaya untuk pemberdayaan dan dapat meningkatkan produktivitas serta menciptakan pembelajaran sepanjang hayat,” jelasnya.
Ia menambahkan selama ini pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung program transformasi perpustakaan tersebut. Diantaranya, selain kemah literasi yakni pelatihan dasar-dasar kewirausahaan bagi UMKM bekerjasama dengan Kominfo, dan literasi di bidang olahraga bersama ibu-ibu pesenam zumba. (adm)