BUTON, JM- Penjabat (Pj) Bupati Buton Drs. Basiran, M.Si menghadiri Acara Pesta Adat Tahunan di Dusun Labahawa, Desa Lapodi, Kecamatan Pasarwajo, Sabtu siang, 17 September 2022.
Pada kesempatan ini Mantan Kepala Kesbangpol Provinsi Kalimantan Utara itu mengajak warga Buton di tanah rantau untuk membangun kampung halamannya.
Salah satu caranya kata Pj Bupati, warga Buton yang ada di perantauan dapat membentuk sebuah yayasan yang bisa membangun kampung halamannya sendiri seperti halnya orang Padang di tanah rantau.
Diketahui, Pesta Adat Ma’atano Santa di Lapodi tahun ini bertemakan “Melalui Pesta Adat Tahunan Kita Pererat Kembali Budaya Pomaa’ Ma’asi Demi Melahirkan Masyarakat yang Rukun dan Damai”.
Selain Pj Bupati, pesta adat tersebut turut dihadiri Mantan Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi, Ketua DPRD Kabupaten Buton, Hariasi Salad, SH, Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Asnawi Jamaluddin, SPd, MSi.
Selain itu, hadir pula Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Buton, Alimani, SSos, MSi, Kepala OPD, Camat Pasarwajo, Drs. Amruddin, Camat Lasalimu Selatan, La Tioro, S.Sos, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Masyarakat setempat.
Pada kesempatan itu sebelum menyampaikan sambutan oleh Pj Bupati, terlebih dahulu dilakukan prosesi pemakaian jubah kebesaran, kampurui dan keris oleh Parabela Labahawa kepada Pj Bupati Buton.
Kepala BPKAD Provinsi Sultra mengatakan mengaku bangga dengan adat istiadat Buton sampai saat ini tetap dijaga. Menurutnya, secara turun temurun sejak dahulu kala orang-orang tua sering berdoa atau biasa disebut Batata (bahasa Buton).
Sehingga siapapun yang merantau ke pelosok Nusantara maupun ke negeri tetangga atau dimanapun selalu diberikan keselamatan. Disamping itu, Hati pikiran selalu ingat Buton.
“Inilah salah satu inti dari adat istiadat kita yang secara turun temurun kita jaga,” katanya.
Lebih lanjut, Mantan Sekwan Bombana ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada Panitia Pelaksana yang sudah mengundang Pj Bupati Buton dan OPD sehingga dapat bersilaturahmi dengan Bupati Buton periode 2017-2022 di pesta Kampung Labahawa tersebut.
“Acara adat ini saya harapkan bisa dijaga terus menerus, karena ini adalah budaya menjaga persatuan di antara seluruh masyarakat walaupun kecil lingkupnya. Kerukunan Poma masiaka yang terbangun baik yang tinggal di kampung, maupun yang tinggal jauh di rantau tetap terjaga,” ujarnya. (adv)