Jurnalmasyarakat.com, Buton- Warga Desa Balimu, Kecamatan Lasalimu Selatan bernama Si Yusti mengeluhkan pelayanan yang buruk dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, akibat pelayanan buruk dari RSUD Buton ini menyebabkan seorang bayi berusia 7 bulan meninggal dijalan sebelum dirujuk di Rumah Sakit Makassar, Sulawesi Selatan.
Hal ini bermula saat pasien menjalani
rawat inap di RSUD Buton karena penyakit paru-paru dan jantung pada Kamis (24/10/2024) lalu.
Salah seorang keluarga pasien Si Yusti (35) menuturkan pelayanan petugas di RSUD Buton tidak sesuai harapan, sangat lamban dalam melayani pasien.
Selain itu, setelah dirawat selama 15 hari di RSUD Buton pasien harus membayar Rp 6 juta baru kemudian dirujuk di RSUP dr Wahidin Makassar.
Kemudian keluarga pasien juga harus mambayar ambulance Rp 350 ribu menuju pelabuhan Kota Baubau.
Saat perjalanan rujuk, pasien tidak ditemani oleh perawat. Perawat yang ditugaskan RSUD tidak ikut. Padahal perawat sudah menyatakan bersedia. Keluarga pasien pun telah membelikan tiket kapal.
Untuk menyelamatkan anak tujuh bulan itu, mereka pun nekat berangkat sendiri. Pihak rumah sakit tidak memberikan petunjuk seperti apa langkah yang harus dilakukan dalam perjalanan saat dirujuk.
Selain itu, keluarga korban menyesalkan pihak rumah sakit yang telah mengetahui korban memiliki masalah paru-paru dan jantung, saat diantar dari RSUD menuju pelabuhan, alat bantu pernapasan pasien malah dibuka.
Ironisnya lagi saat tiba di pelabuhan meraka diturunkan diparkiran. Sehingga pihak kapal tidak mengetahui bahwa adanya pasian yang menjadi penumpang kapal.
Akibatnya pasien menjadi penumpang umum yang bercampur dengan penumpang lainnya. Karena keluarga pasien yang baru pertama pergi ke Makassar tidak memiliki pengetahuan bahwa ada klinik di dalam kapal. Mereka baru mengetahui dari penumpang kapal setelah pasien mulai kejang.
Nahas, perjuangan terhadap buah hati harus terkandas diatas kapal sebelum tiba di RSUP Wahidin, pasien lebih dahulu meninggal dunia.
“Tidak bagus pelayanannya. Kalau bisa lain kali kita langsung rujuk saja di RSUD Baubau tidak usah di Pasarwajo,” kata keluarga pasien kepada media, Senin (4/11/2024).
Si Yusti mengaku akibat buruknya pelayanan RSUD Buton, keluarga korban harus kehilangan nyawa anak, uang dan perasaan sakit hati akibat pelayanan yang tidak bagus.
Dia pun minta agar pemerintah maupun DPRD Kabupaten Buton memberikan perhatian khusus agar kualitas pelayanan di RSUD Buton ditingkatkan. Keluhan ini kata dia tidak bisa mengembalikan nyawa anak korban.
Setidaknya apa yang mereka alami dan rasakan terkait pelayanan RSUD Buton tidak terulang lagi oleh pasien-pasien lain yang ada di Buton.
Menganggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Safaruddin, SKM, M.Kes mengaku turut berduka cita dan prihatin atas apa yang dialami pasien asal Desa Balimu.
Hanya saja, Safaruddin enggan berkomentar banyak. Dia menyarankan untuk konfirmasi kepada Direktur BLUD RSUD Buton.
Sementara itu, Direktur BLUD RSUD Buton belum berhasil dikonfirmasi, saat dihubungi melalui pesan whatsapp dan hingga berita ini diterbitkan belum ada balasan. (adm).