BUTON.JM- Guna memberikan wawasan pengelolaan desa wisata, Pemerintah Kabupaten Buton melalui Dinas Pariwisata (Dispar) menggelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata bagi pengelola desa wisata diwilayahnya, bertempat di Rumah Makan Transit, Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Sabtu (28/5/2022).
Kegiatan yang dihadiri 23 pengelolah desa wisata yang ada di bumi penghasil aspal ini dibuka resmi oleh Bupati Buton, La Bakry didampingi Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, Rusdi Nudi.
Dalam sambutannya, La Bakry menuturkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa mendorong program desa wisata agar pariwisata menjadi lokomotif ekonomi di desa dengan menjanjikan destinasi yang ada di desa yang menarik dikunjungi. Melalui program itu juga desa wisata bisa menghasilkan pendapatan hingga puluhan miliar.
“Peluang itu terbuka untuk kita, karena setiap desa di kabupaten Buton punya ciri khas kalau didorong akan menjadi kekuatan yang besar untuk memasarkan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di desa,” tuturnya.
La Bakry menyebutkan ada 3 ribuan desa wisata dari 80 ribu desa lebih di Indonesia. Di Kabupaten Buton ada 17 desa wisata yang terdaftar di Jejaring desa wisata (Jadesta) nasional dari 23 desa wisata. Dan ini menjadi dasar Kementerian terkait untuk membuat program yang kemudian bersama-sama meningkatkan kapasitas desa terutama di bidang keindahan alam yang bisa dinikmati wisatawan.
“Memang ini tidak mudah, tapi kalau secara bersama-sama kita lakukan, tidak ada yang tidak mungkin. Hari ini kita sudah ada homestay dan sudah ada pelatihan. Dan ini perlu kita dorong terus agar wisatawan nyaman dan mendorong ekonomi di desa,” pungkasnya.
Diakuinya, membangun pariwisata bukan pekerjaan dadakan. Terlebih lagi kondisi keuangan daerah masih terbatas. Kendati demikian, Pemerintah tidak tinggal diam karena ada dukungan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. “Saat ini di Kabupaten meskipun secara signifikan belum tapi ada perubahan karena ada dukungan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. Meski kondisi keuangan kita terbatas, maka kita lakukan secara bertahap sembari mempersiapkan SDM kita,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, Ketua Golkar Buton ini sangat menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Terkait dengan adanya potensi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di masing-masing desa diharapkan bisa dikembangkan dengan maksimal. Para pengelola desa wisata ini juga harus mempunyai jiwa enterpreneur. Selain itu, promosi desa wisata juga terus dilakukan melalui media sosial (medsos).
“Semoga setelah nantinya kegiatan pelatihan ini selesai, para peserta lebih mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan desa wisata. Jadi peserta jangan hanya sekedar mengikuti kegiatan pelatihan baru selesai, yang penting itu penerapannya. Misalnya sudah ada Wabula dan Wasuemba sudah ada homestay itu kita promosikan potensinya lewat online,” pesannya.
Sementara itu, Plt Kadis Pariwisata Kabupaten Buton, Rusdi Nudi mengungkapkan kegiatan pelatihan ini akan terus didorong untuk meningkatkan SDM Pariwisata. Kegiatan pelatihan tahun ini pihaknya fokus kepada desa wisata.
“Kami juga mendorong sebanyak-banyaknya desa wisata melalui musrembang di kecamatan dan Bupati merespon dengan SK Bupati. Dan akhirnya kita di Sultra merupakan desa wisata terbanyak yaitu 23 desa wisata berdasarkan SK Bupati. Dari 23 desa itu hanya 17 desa yang terdaftar dalam jejaring desa wisata nasional,” pungkasnya.
Dia berharap dengan adanya pelatihan desa wisata ini diharapkan menambah pengetahuan ataupun wawasan bagi pengelola desa wisata. “Setelah pelatihan ini kita berinteraksi lagi karena kita masuk dalam Jadesta kita penuhi data kita dan kita persiapkan lagi tahun depan,” ujarnya. (adm)